Kamis, 26 Juli 2012

Sedikit Renungan




Prosesi pernikahan memang cuma beberapa jam, resepsi paling lama seharian, tapi nyiapinnya?? Bisa dari setahun sebelumnya, dan perlu proses panjaaaaaaaaaaaaaang banget buat mewujudkan hari itu sesuai dengan rencana. Keterlibatan banyak pihak, rajin menceklist semua kebutuhan, koordinasi sama vendor, keluarga, menjawab pertanyaan sana sini, bingung milah milih warna baju, susunan panitia, sampai ke selop musti beli atau pakai yang ada. *remfoong*

Capek? sudah pasti, tapi senangnya juga insyaallah kebayar, untuk moment satu kali seumur hidup memang perlu pengorbanan. Sekarang aku lagi ngerasain banget ada diproses mendekati hari H, semua terasa ribet, terasa serba kurang, takut salah, takut ngga bagus... penuh dengan kekhawatiran. Ohhhhh.. Tuhaaaann...

Seketika ditengah malam, padahal lagi capek, capek banget, tapi justu ngga bisa tidur, terlintas pertanyaan “am i sure for this? Am i ready?” siapkah aku? Siap dalam arti kata bathiniyah yang akan menjalani kehidupan serba baru, a new world, berganti peran, yang tadinya manja-manja sama mama, diomelin karena males cuci piring, mau makan ada yang masakin, sampe kalau sakit tinggal minta pasti dikerokin, turn to be a wife.. i will be a wife? Tanggung jawab yang berbeda, kewajiban yang berbeda, dan rutinitas yang pasti akan beda. Sikap dan sifat yang saat masih single lumrah akan jadi tidak lumrah kalau sudah bersuami (vise versa), kita perlu berubah, kita perlu koreksi dan menulis list mana yang perlu dan bagus untuk diteruskan dan mana yang tidak. 

Cinta sejatinya memang bukan menuntut, tapi menyadari akan kesiapan masa depan, konsekuensi akan kehidupan. Pernikahan itu gerbang menuju kehidupan baru yang kita harapkan lebih bahagia, sejahtera, lengkap dan saling melengkapi, selayaknya lah sebelum langkah pertama ditapak-kan kita sudah menjadi pribadi yang lebih wise dari sebelumnya.

Huwaaaaaa.. sibuk menyiapkan kebutuhan prosesinya jangan sampai membuat kita lupa akan esensi yang lebih pentingnya lagi, bahwa kesiapan lahir bathin harus sejalan dan seiring, paling tidak harus bisa sama-sama saling tahu porsi masing-masing dan mau saling mengerti.

Liat daisypath disebelah kiri blog ini, hampir sebulan lagi loohhh kita akan menjadi suami istri, yang kasih sayangnya diridhoi, disetujui, direstui, didoakan orang banyak, kemesraan jadi pahala, halalan toyiban, capeknya suami menafkahi istri dan istri melayani suami menjadi ibadah berlipat, subhanallah.. menggapai ridho Allah memang membuat hati bergetar. Yaaaa.. hati ku bergetar.

Then, i should have to be ready, because i believe that Allah is always by my side. Aamiiin...

:)

Love ya'

R&R

Jumat, 20 Juli 2012

Ceritanya Pre Wedding (Part II)

Suaraku serak seperti kodookk.. Hatchoo hatchiiimm... hikksss.. badan akhir-akhir ini gampang drop, sekarang flu berat melanda, suara sengau, batuuuk membandel, ohhhh nikmat alias dinikmatin aja. *shrooott*

Lupakan flu aku untuk sementara waktu, yang mau nyumbang kue-kue atau buah boleh looohh *haus akan perhatian* baydewayyyy mau cerita pre wedding babak ke 2 nihh.. udah pada nungguin ya? *huehehehe

Review pre wedding pertama dulu yaa, ya jadinya tuh pre wedding sebelumnya sudah di 4 tempat, sekolahan, rumah om, pacuan kuda dan bajaj, hasil fotonya juga aku syuka semuaa.. alhamdulillah lancar, so sesi yang ke dua ini juga diharapkan semakin lancar dan bisa memaksimalkan waktu semaksimal mungkin.

Seperti biasa, kita bahas per-tema yaa..

We love cheese cake



Tema ini sebenernya adalah tema untuk yang seriusnya, dimana penjelmaan dari bagaimana Rendra menyatakan dan menanyakan “would you be my wife?” hehehehe.. prikitiiwww.... tadinya aku mau resto yang beda, yang tematik, classic and romantic. Plihan pertama jatuh pada Kuntskring (bekas budha bar) dikawasan menteng jak-pus, dengan berbekal alamat  aku dan Rendra kesana, masyaallah bagusnya itu resto, dapet banget suasananya dan imajenasi langsung melayang-layang, namun seketika drop denger charge nya. Untuk foto disitu cukup merogoh kantong RP. 3.500.000,- untuk 3-4 jam pemotretan.. horeeeeeeeeeeee!!! *phew! Aku tadinya mau memaksakan kehendak *gini nih jeleknya, kalau udah kepincut susah berpaling*, tapi setelah dipikir-pikir lagi terlalu mahal dan budget segitu masih bisa dialihkan ke kebutuhan lain. Pilihan ke dua ada pada resto bunga rampai, didaerah menteng juga, beda sama kunstkring, bunga rampai suasananya lebih all white, tetep jadul, cuma kesannya manis, still classic. Jangan tanya juga chargenya berapa, harganya jutaan, tapi dapet makan sesuai pesanan. We don’t need the food, we just need the place!!! Aaakk goodbye bunga rampai. Finally kita memutuskan untuk menggunakan tempat yang memang disitulah tempatnya, Cheese cake factory, Rendra emang ngasih something surprise disitu, hanya dengan selembar surat izin dan lampiran postingan blog ku, kita mendapat restu untuk foto, bebas pilih hari, jam, kapan kita bisanya aja, ngga kena charge. Hihiii.. yawishlah memang harus disitu kayaknya. Pemotretan berjalan cihuy deh, store manager sampai waiternya baik semuaaaa, ngedukung banget, nyiapin apa yang perlu. Well done. Thankieess Cheese cake factory Barito, i’m a happy costumer.

Piano



Ngidam banget pengen poto dipiano, pokoknya pengeeennnn.. hihi.. searching sana sini ngga nemu juga spotnya, sampe ada temen yang kebetulan ganti display picture bbm lagi main piano, langsyuuuungg aku nanya-nanya, itu dimaanaaaaa.. dan dia jawab di Medan ke.. huwaaaa jauh betuulll.. tapi dia spontan bilang di museum proklamasi ada kok ke piano gitu, dulu gue liputan kesana megang-megang pianonya.. aaaaaahhh mauuuuuuuuuuuuuuu....!!
Setelah dari Cheese cake kita menuju menteng, adanya museum proklamasi itu ngga jauh dari taman suropati, siapa yang udah pernah kesana? Hayoo ngakuuu??? Siapa yang tahu ada museum disana?? Hayooo ngacunggg?? Hahaha jujur, aku lemah akan sejarah, baru tahu disitu ada museum *padahal hampir sering lewat*, dan sesampainya disanapun sepiiii sekaliii, hanya ada 2 orang satpam berjaga dipos. Rendra turun dari mobil, izin buat foto dan diperbolehkan, alhamdulillaahhh.. bayar masuk museumnya aja, kalau ngga salah itu ngga lebih dari 20.000,- (5 orang plus mobil).

Heyy, pianoooo.. ada pianooo.. asiikkk!! Tapi terpampang tulisan “don’t touch” yaaahh.. akhirnya izin deh sama bapak satpamnya, trus beliau bilang, boleh kok mba, mainin aja tutsnya, masih bunyi sampe sekarang.. horeeeeeeee!! Sambil nunggu abang nyeting-nyeting kamera aku macem bocah sd seneng bener mainin piano, lagu ibu kita kartini, indonesia raya, sampe abang tukang bakso (gini-gini mantan drum band duluu.. jadi masih apal not-not nya). Oya, piano ini bukan sembarang piano, dulu Bapak proklamasi kita nandatanganin naskahnya diatas piano ini lhooo... subhanallah, sebuah kehormatan pak, bisa foto di piano bersejarah. BANGGA! :D

Makasih temanku Imi udah kasih info museumnya, dan Bapak penjaga museum yang baik hati memperbolehkan dan menemani kita dimuseum, menjelaskan sejarah juga, sambil foto nambah ilmu.

Angry birds



Main ketapel sekarang ngga perlu panas-panas-an cukup dihp sambil tiduran dan nungging-nungging juga bisa.. hahahaa.. ide foto tema angry birds terlintas saat kita lagi belanja disebuah mall dan liat kaos angry birds, buy one get one free. Aku seketika kepengen beli baju samaan buat iseng-iseng tema ditaman gituu.. hihi.. yawish akhirnya kita beli dan taman suropati lah tempat dilaksanakannya pemotretan tema ini.

Dari Museum proklamasi tinggal nyebrang aja ke Suropati, efisiensi waktu sekali, ihiiyy.. langsunglah kita poto-poto, seru-seruan aja, kebanyakan becandanya, pose lucu and gila-gilaan, abang juga seringnya ngambil candid. Really fun!

Shopping


Cewek mana yang ngga doyan shopping? Aku? Apalagiii.. doyan banget, abis itu pusing deh liat bill yang berserakan.. :D Konsepnya adalah aku doyan nge-mall dan shopping, tapi Rendra bete nemenin aku, pokoknya cowok banget lah yang suka manyun kalo nemenin ceweknya shopping kelamaan.

Tempat kita pilih di Epicentrum, awalnya takut ngga diizinin, candid-candid gitu ngambil gambarnya, ehhh tau-taunya berbarengan ada orang yang lagi pre-wedd juga dan lebih heboohhh, peluk-pelukan ditengah mall ngga ada yang negor, hahahaa.. yawishlah akhirnya kita lebih bebas buat bergaya sana sini, ngambil gambar dispot-spot yang bagus.

Sambil arah pulang, mampir ke distro Tendencies, disana ada spot yang aku mauuu buat nambahin yang di Epicentrum tadi, sekedar izin dan dibolehin yawish kita foto, daaaann surprisely Rendra beliin aku dress leopard unyuuuu... *happyyyy* thankieeess piy.

Hamdallah.. semuaa proses pre wedding selesai, eittsss belum sih, masih akan repot dengan memilah milih foto yang mana yang mau dicetak (ribuan)... wiiiiiiiiiiihiiiiiiiiiiiiiiiiiiyyy... tunggu hasilnya on the spot September nanti yaaa temans. 



Love ya'

R&R