Prosesi pernikahan memang cuma beberapa jam, resepsi paling
lama seharian, tapi nyiapinnya?? Bisa dari setahun sebelumnya, dan perlu proses
panjaaaaaaaaaaaaaang banget buat mewujudkan hari itu sesuai dengan rencana.
Keterlibatan banyak pihak, rajin menceklist semua kebutuhan, koordinasi sama
vendor, keluarga, menjawab pertanyaan sana sini, bingung milah milih warna
baju, susunan panitia, sampai ke selop musti beli atau pakai yang ada. *remfoong*
Capek? sudah pasti, tapi senangnya juga insyaallah kebayar,
untuk moment satu kali seumur hidup memang perlu pengorbanan. Sekarang aku lagi
ngerasain banget ada diproses mendekati hari H, semua terasa ribet, terasa
serba kurang, takut salah, takut ngga bagus... penuh dengan kekhawatiran.
Ohhhhh.. Tuhaaaann...
Seketika ditengah malam, padahal lagi
capek, capek banget, tapi justu ngga bisa tidur, terlintas pertanyaan “am i sure for this? Am i ready?”
siapkah aku? Siap dalam arti kata bathiniyah yang akan menjalani kehidupan
serba baru, a new world, berganti
peran, yang tadinya manja-manja sama mama, diomelin karena males cuci piring,
mau makan ada yang masakin, sampe kalau sakit tinggal minta pasti dikerokin, turn to be a wife.. i will be a wife?
Tanggung jawab yang berbeda, kewajiban yang berbeda, dan rutinitas yang pasti
akan beda. Sikap dan sifat yang saat masih single
lumrah akan jadi tidak lumrah kalau sudah bersuami (vise versa), kita perlu
berubah, kita perlu koreksi dan menulis list
mana yang perlu dan bagus untuk diteruskan dan mana yang tidak.
Cinta sejatinya
memang bukan menuntut, tapi menyadari akan kesiapan masa depan, konsekuensi
akan kehidupan. Pernikahan itu gerbang menuju kehidupan baru yang kita harapkan
lebih bahagia, sejahtera, lengkap dan saling melengkapi, selayaknya lah sebelum
langkah pertama ditapak-kan kita sudah menjadi pribadi yang lebih wise dari sebelumnya.
Huwaaaaaa.. sibuk menyiapkan kebutuhan prosesinya jangan
sampai membuat kita lupa akan esensi yang lebih pentingnya lagi, bahwa kesiapan
lahir bathin harus sejalan dan seiring, paling tidak harus bisa sama-sama
saling tahu porsi masing-masing dan mau saling mengerti.
Liat daisypath disebelah kiri blog ini, hampir
sebulan lagi loohhh kita akan menjadi suami istri, yang kasih sayangnya
diridhoi, disetujui, direstui, didoakan orang banyak, kemesraan jadi pahala, halalan toyiban,
capeknya suami menafkahi istri dan istri melayani suami menjadi ibadah
berlipat, subhanallah.. menggapai ridho Allah memang membuat hati bergetar. Yaaaa..
hati ku bergetar.
Then, i should have to be ready, because i believe that Allah is always by my side. Aamiiin...
:)
Love ya'
R&R
Aamiin.. insya Allah bisa jadi istri yg sholehah =)
BalasHapus