Ikterus neonatorum (bayi baru
lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan
selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada
kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hiperbilirubinemia). Keadaan kuning pada bayi lahir ini dalam istilah umum
sering disebut jaundice.
Bayi kuning atau jaundice adalah
suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah tinggi dan terjadi pada minggu
pertama kehidupan sang bayi. Kadar bilirubin dalam darah bersifat toksik bagi
perkembangan system saraf pusat bayi, hal tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan saraf yang tidak bisa diperbaiki lagi. Oleh karena itu, butuh
penanganan dokter dengan segera dan tepat. Hampir 60%-70% bayi yang baru
lahir akan terlihat kuning pada minggu pertama setelah mereka lahir. Sekitar
5-10% dari mereka membutuhkan penanganan khusus karena kadar bilirubinnya yang
secara signifikan tinggi, sehingga dibutuhkan fototerapi. Pada kebanyakan kasus
kondisi tersebut tidak berbahaya sehingga tidak dibutuhkan penanganan khusus. (http://clinicforchild.wordpress.com/)
***
Prosedur di RS Hermina sebelum bayi baru lahir boleh pulang
adalah diadakan scanning terlebih dahulu, untuk mengetahui kondisi terakhir si
bayi. Rinjani alhamdulillah dinyatakan normal semua kecuali angka bilirubinnya
yaitu 12. Dokter anak yang nanganin Jani tidak merekomendasikan pulang, paling tidak
dia bilang bilirubinnya minimal 11, jani harus disinar atau dengan arti kata
extend di RS 1 atau 2 hari lagi. Jleppp jleeppp... namanya juga ibu baru yaaa..
gundah dan gelisah jadinya mengambil keputusan ditambah dokternya kurang
bersahabat, cara menjelaskannya lebih ke nakut-nakutin.. hikkss.. Setelah
berunding, dengan pertimbangan mau usaha dulu dirumah/kasih ASI dan jemur pagi,
akhirnya kita tetap minta pulang dengan menandatangani surat persetujuan.
Dan pulanglah kita ke rumah..... Memang bayi kuning katanya
cenderung banyak bobok, aku menyiasatinya dengan enggak pakein pampers, jadi
kalau dia pipis/pup kebangun dan sekalian dijejelin nenen, jemurnya juga lamaaa
bisa setengah jam lebih sambil telanjang-tengkurap-terlentang.
Seminggu berselang, aku dan mama ke RS lagi buat cek darah
dan mastiin kadar bilirubinnya sudah turun atau belum. Pengalaman dokter anak
yang kemarin kurang ‘sreg’, aku pilih ganti dokter yang direkomen beberapa
blogger (tetep yaaa hihi), ketemulah dengan dokter Elly.. subhanallah enak
bangetttt dokternya, seketika cucoo, udah agak tua tapi tetep cantiiik,
kulitnya mulus bersiiiih *aku kalaaah* bisa menjawab setiap pertanyaan dengan
sangat jelas, nggak nakut-nakutin, bahasanya santun, banyak senyum, sayang sama
anak kecil dan sabar.
Setelah hasil labnya keluar, kadar bilirubin jani malah naik
jadi 13.. aaaaaaaa.. kok bisaaa?
Huikss.. sedih mamiynya niiihh... tapi,
lagi-lagi ada kata pamungkas yang bikin tenang :
“ibu, bayi ibu tidak sakit, tidak ada kelainan apa-apa,
kuning itu normal saja bu, apalagi golongan darah ibu dan bapak sama, semua
juga tidak ada masalah, hanya saja bayi ibu perlu kita bantu dengan disinar,
matahari bagus bu namun tidak efektif dikeadaan seperti ini, paling cuma dua
hari saja disinarnya, selanjutnya nanti ibu bisa tenang mengurus bayi ibu”
Ahh dokter, aku nurut deeh bener.. inshaallah ini yang
terbaik.
Jani akhirnya masuk ruang perawatan bayi/ PERINA, hanya
ibunya saja yang bebas keluar masuk buat nenenin bayinya, jam besuk 2 kali
sehari siang dan sore. Selama jani dirawat aku ikut menginap di RS, kebetulan
disediakan semacam ruang tunggu gitu buat orang tua yang anaknya dirawat di
PERINA/NICU.
Setelah banyak selentingan soal proses kelahiran Jani dengan
caesar, dilanjut lagi selentingan soal Jani yang harus dirawat.
“ASI kamu kurang! Asi kamu sedikit! Harus ditambah sufor!”
Dalam keadaan kayak gini, ibu menyusui hanya butuh
disupport, dikasih makan bergizi, bukan disalah-salahin dan disangka
macem-macem. Aku stresssss berat, bukan karena Jani, tapi keadaan sekitar. Bagiku,
komitmen kasih ASI Eksklusif bukan ikut-ikutan trend di twitter, gaya-gayaan,
sok-sok-an (seperti yang mereka tuduhkan), sudah jelas ASI adalah makanan
terbaik buat bayi, setiap bayi yang lahir udah sama makanannya, sepaket! ASI
aku juga keluar kok.. buktinya jani pipis, jani pup.. lambung bayi juga belum
sanggup menampung banyak-banyak. Huuuhhh... berat banget ngadepin orang-orang
yang kurang mengerti soal ini. Untungnya ada mama yang selalu nenangin,
nyabarin, melukin anaknya.
Banyak banget pelajaran yang aku ambil saat diruang tunggu,
kenapa? Karena orang yang bayinya jauuuh lebih parah kondisinya itu banyak, ada
yang nggak bisa pipis, ada yang lahir prematur dan sesak nafas, ada yang lahir
prematur-saluran pencernaannya belok, ada yang kejang-kejang dll.
Dan.................mereka masih bisa ketawa, becanda, dapet support full dari
semuaaaaaa keluarga/sodara-sodara yang dateng jenguk. Iiishh malu banget, aku
yang bayinya cuma disinar (kayak ayam kfc) nggak diinfus, nggak ditusuk-tusuk,
nggak dioperasi kok lebay banget kayak gini. -__-
Balik lagi soal ASI, entah kenapa Rendra jadi nyebeliiiiiiiiiiiiiiin,
dia kekeuh mau ngasih Jani sufor, sempat bersitegang kita berdua, adu argumen
yang berujung derasnya air mataku.. hikssssssss.. kadung kesel banget, akhirnya
aku bilang
“oke, kamu tanya sama dokter aja deh.. kalau dokter rekomen
sufor, aku nurut”
Saat visit dokter malam, Rendra langsung nyerocos ke dokter
Elly
“dok, kenapa sih bayi sekarang nggak boleh dikasih sufor? Emang
kenapa ya dok sufor itu? Bukannya dari dulu bayi nggak kenapa-kenapa dok
dikasih sufor?
“loh memangnya kenapa pak? Asi ibu kan keluar, bagus, tidak
perlu sufor, standart WHO pak, semua sudah tidak merekomendasikan sufor,
andaikan ASI tidak keluarpun masih bisa diusahakan dengan konsul ke laktasi,
atau misalkan puting kecil masih bisa juga diusahakan dengan alat bantu.. kita
disini maksimalkan dan selalu mengusahakan ibu bisa kasih ASI full ke bayinya”
“ohh gitu ya dok, biasa nih dok orang tua kan berfikiran
kalau dua cucu sebelumnya pake sufor nggak kenapa-kenapa, jadi sempat disuruh
kasih sufor aja gitu”
“ooo.. jangan pak, beri penjelasan aja pak, Asi itu murah,
baik, mudah dicerna bayi, yaa sufor direkomendasikan hanya pada keadaan darurat
pak.. bayi-bayi disini aja yang parah sekalipun kita suruh ibunya pompa, biar
suster yang kasih dengan dot atau pipet.. apalagi bayi bapak yang sehat begini..
oke pak, bu... saya pamit, dedenya normal semua, besok ditest darah lagi, kalau
sudah turun bilirubinnya, boleh pulang”
I LOVEEEEEEEE YOUUUUUUU FULLLLLLLL DOKTEEEEEEEEEER!!!!!!!!!
Rasanya mau teriaaakk... AAAAAAAA........AKHIRNYA ADA
YANG BELAIIIIIIIIIINNNN!
Besoknya setelah dicek, alhamdulillah bilirubinnya turun
jadi 11.. yeyeyeyy! Kita pulang yuk nak.. kita pesta ASI, jemur-jemur pagi,
mandi-mandi, peluk-peluk, ngobrol-ngobrol, cium-cium, bobok baleeeengg.... ^^
Mamiy janji, nggak akan dengerin orang komentar yang jelek-jelek, yang bikin
down, yang bikin ciut, mamiy tekad buat terus semangaaaaaaaat demi hak kamu
sayang. :*