Minggu, 10 Agustus 2014

Bayi Kuning (Jaundice)

Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia). Keadaan kuning pada bayi lahir ini dalam istilah umum sering disebut jaundice.

Bayi kuning atau jaundice adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah tinggi dan terjadi pada minggu pertama kehidupan sang bayi. Kadar bilirubin dalam darah bersifat toksik bagi perkembangan system saraf pusat bayi, hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang tidak bisa diperbaiki lagi. Oleh karena itu, butuh penanganan dokter dengan segera dan tepat. Hampir 60%-70%  bayi yang baru lahir akan terlihat kuning pada minggu pertama setelah mereka lahir. Sekitar 5-10% dari mereka membutuhkan penanganan khusus karena kadar bilirubinnya yang secara signifikan tinggi, sehingga dibutuhkan fototerapi. Pada kebanyakan kasus kondisi tersebut tidak berbahaya sehingga tidak dibutuhkan penanganan khusus. (http://clinicforchild.wordpress.com/)

***

Prosedur di RS Hermina sebelum bayi baru lahir boleh pulang adalah diadakan scanning terlebih dahulu, untuk mengetahui kondisi terakhir si bayi. Rinjani alhamdulillah dinyatakan normal semua kecuali angka bilirubinnya yaitu 12. Dokter anak yang nanganin Jani tidak merekomendasikan pulang, paling tidak dia bilang bilirubinnya minimal 11, jani harus disinar atau dengan arti kata extend di RS 1 atau 2 hari lagi. Jleppp jleeppp... namanya juga ibu baru yaaa.. gundah dan gelisah jadinya mengambil keputusan ditambah dokternya kurang bersahabat, cara menjelaskannya lebih ke nakut-nakutin.. hikkss.. Setelah berunding, dengan pertimbangan mau usaha dulu dirumah/kasih ASI dan jemur pagi, akhirnya kita tetap minta pulang dengan menandatangani surat persetujuan.

Dan pulanglah kita ke rumah..... Memang bayi kuning katanya cenderung banyak bobok, aku menyiasatinya dengan enggak pakein pampers, jadi kalau dia pipis/pup kebangun dan sekalian dijejelin nenen, jemurnya juga lamaaa bisa setengah jam lebih sambil telanjang-tengkurap-terlentang.

Seminggu berselang, aku dan mama ke RS lagi buat cek darah dan mastiin kadar bilirubinnya sudah turun atau belum. Pengalaman dokter anak yang kemarin kurang ‘sreg’, aku pilih ganti dokter yang direkomen beberapa blogger (tetep yaaa hihi), ketemulah dengan dokter Elly.. subhanallah enak bangetttt dokternya, seketika cucoo, udah agak tua tapi tetep cantiiik, kulitnya mulus bersiiiih *aku kalaaah* bisa menjawab setiap pertanyaan dengan sangat jelas, nggak nakut-nakutin, bahasanya santun, banyak senyum, sayang sama anak kecil dan sabar.

Setelah hasil labnya keluar, kadar bilirubin jani malah naik jadi 13.. aaaaaaaa.. kok bisaaa? 

Huikss.. sedih mamiynya niiihh... tapi, lagi-lagi ada kata pamungkas yang bikin tenang :

“ibu, bayi ibu tidak sakit, tidak ada kelainan apa-apa, kuning itu normal saja bu, apalagi golongan darah ibu dan bapak sama, semua juga tidak ada masalah, hanya saja bayi ibu perlu kita bantu dengan disinar, matahari bagus bu namun tidak efektif dikeadaan seperti ini, paling cuma dua hari saja disinarnya, selanjutnya nanti ibu bisa tenang mengurus bayi ibu”

Ahh dokter, aku nurut deeh bener.. inshaallah ini yang terbaik.


Jani akhirnya masuk ruang perawatan bayi/ PERINA, hanya ibunya saja yang bebas keluar masuk buat nenenin bayinya, jam besuk 2 kali sehari siang dan sore. Selama jani dirawat aku ikut menginap di RS, kebetulan disediakan semacam ruang tunggu gitu buat orang tua yang anaknya dirawat di PERINA/NICU.

Setelah banyak selentingan soal proses kelahiran Jani dengan caesar, dilanjut lagi selentingan soal Jani yang harus dirawat.

“ASI kamu kurang! Asi kamu sedikit! Harus ditambah sufor!”

Dalam keadaan kayak gini, ibu menyusui hanya butuh disupport, dikasih makan bergizi, bukan disalah-salahin dan disangka macem-macem. Aku stresssss berat, bukan karena Jani, tapi keadaan sekitar. Bagiku, komitmen kasih ASI Eksklusif bukan ikut-ikutan trend di twitter, gaya-gayaan, sok-sok-an (seperti yang mereka tuduhkan), sudah jelas ASI adalah makanan terbaik buat bayi, setiap bayi yang lahir udah sama makanannya, sepaket! ASI aku juga keluar kok.. buktinya jani pipis, jani pup.. lambung bayi juga belum sanggup menampung banyak-banyak. Huuuhhh... berat banget ngadepin orang-orang yang kurang mengerti soal ini. Untungnya ada mama yang selalu nenangin, nyabarin, melukin anaknya.

ilustrasi kebutuhan ASI bayi sesuai umurnya

Banyak banget pelajaran yang aku ambil saat diruang tunggu, kenapa? Karena orang yang bayinya jauuuh lebih parah kondisinya itu banyak, ada yang nggak bisa pipis, ada yang lahir prematur dan sesak nafas, ada yang lahir prematur-saluran pencernaannya belok, ada yang kejang-kejang dll. Dan.................mereka masih bisa ketawa, becanda, dapet support full dari semuaaaaaa keluarga/sodara-sodara yang dateng jenguk. Iiishh malu banget, aku yang bayinya cuma disinar (kayak ayam kfc) nggak diinfus, nggak ditusuk-tusuk, nggak dioperasi kok lebay banget kayak gini. -__-

Balik lagi soal ASI, entah kenapa Rendra jadi nyebeliiiiiiiiiiiiiiin, dia kekeuh mau ngasih Jani sufor, sempat bersitegang kita berdua, adu argumen yang berujung derasnya air mataku.. hikssssssss.. kadung kesel banget, akhirnya aku bilang

“oke, kamu tanya sama dokter aja deh.. kalau dokter rekomen sufor, aku nurut”

Saat visit dokter malam, Rendra langsung nyerocos ke dokter Elly

“dok, kenapa sih bayi sekarang nggak boleh dikasih sufor? Emang kenapa ya dok sufor itu? Bukannya dari dulu bayi nggak kenapa-kenapa dok dikasih sufor?

“loh memangnya kenapa pak? Asi ibu kan keluar, bagus, tidak perlu sufor, standart WHO pak, semua sudah tidak merekomendasikan sufor, andaikan ASI tidak keluarpun masih bisa diusahakan dengan konsul ke laktasi, atau misalkan puting kecil masih bisa juga diusahakan dengan alat bantu.. kita disini maksimalkan dan selalu mengusahakan ibu bisa kasih ASI full ke bayinya”

“ohh gitu ya dok, biasa nih dok orang tua kan berfikiran kalau dua cucu sebelumnya pake sufor nggak kenapa-kenapa, jadi sempat disuruh kasih sufor aja gitu”

“ooo.. jangan pak, beri penjelasan aja pak, Asi itu murah, baik, mudah dicerna bayi, yaa sufor direkomendasikan hanya pada keadaan darurat pak.. bayi-bayi disini aja yang parah sekalipun kita suruh ibunya pompa, biar suster yang kasih dengan dot atau pipet.. apalagi bayi bapak yang sehat begini.. oke pak, bu... saya pamit, dedenya normal semua, besok ditest darah lagi, kalau sudah turun bilirubinnya, boleh pulang”

I LOVEEEEEEEE YOUUUUUUU FULLLLLLLL DOKTEEEEEEEEEER!!!!!!!!!

Rasanya mau teriaaakk... AAAAAAAA........AKHIRNYA ADA YANG BELAIIIIIIIIIINNNN!

Besoknya setelah dicek, alhamdulillah bilirubinnya turun jadi 11.. yeyeyeyy! Kita pulang yuk nak.. kita pesta ASI, jemur-jemur pagi, mandi-mandi, peluk-peluk, ngobrol-ngobrol, cium-cium, bobok baleeeengg.... ^^ Mamiy janji, nggak akan dengerin orang komentar yang jelek-jelek, yang bikin down, yang bikin ciut, mamiy tekad buat terus semangaaaaaaaat demi hak kamu sayang. :*



Love,
PiyR&MiyR&BabyR

Jumat, 08 Agustus 2014

Pasca Sectio Caesarea (Ceritanya Melahirkan Part II)

Caesar = Belum bisa gendong bayi sendiri :')
Deuh gaya amat ya judul postingan ini, padahal ngertinya juga baru akibat googling. Hihi.. sedikit jelasin ya Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong, sedangkan definisi sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. Haiss serem ya kalau denger atau baca-baca soal ‘sayatan’, jujur selama hamilpun aku jarang banget cari info soal caesar, karena bener-bener takut dan tekad normal. Namun apalah dikata, cara persalinanku harus dengan operasi juga, dimana ini pengalaman pertama kalinya ditusuk-tusuk, disayat-sayat, dimasukin antibiotik dan infus berkali-kali. Badanku termasuk yang alhamdulillah ngga ada masalah macem-macem, seumur-umur ngga pernah dirawat di RS atau terserang sakit yang harus dapet penanganan serius.

Melanjutkan cerita melahirkan Jani, setelah keluar dari ruang operasi aku masih juga menggigil tak tertahankan, efek dari anastesinya belum hilang. Rendra, mama, mama mertua, ayah mertua panik ngeliat aku menggigil gitu katanya “eh kenapa itu rieke kok menggigil?” kayaknya mereka ketakutan kenapa-kenapa abis dioperasi..hihii. Suster bawain lampu yang lumayan panjang 2 biji, dan aku disinar biar anget. Karena tadi belum sempet imd, dokter riyana langsung yang gendong jani buat imd, aah speechless, makhluk kecil imut nan lucu uget-uget didada kita, nyari nenen, dokter mencet-mencet nipple buat mastiin ASInya keluar apa enggak.. *awww sakit* tapi seneng karena dokter bilang “wah ASInya keluar ini bu” jani dideketin gitu ke nipple dan nyedot beberapa kali. Terus jani ditaro di dada lagi dan diem aja, bobook -_- naakk.. ayo sedot.. hihi.. kata dokter, biarin bu.. dia nyaman denger detak jantung mamanya seperti waktu didalam kandungan.

Baru beberapa menit imd Rinjani udah mau dibawa, katanya mau di observasi dulu sekitar 5 – 6 jam. Sementara itu yang aku rasain adalah ngantuk, “ma, ngantuk ma.. ma.. teteh tidur ya ma.. maa... ngga apa-apa kan kalau teteh tidur? ..... zzzzzzz”

Bener-bener kayak disirep, blassss.. tidurnya pules atau memang lagi-lagi dampak atau efek anastesinya mungkin ya.. aku kebangun beberapa jam dan udah nggak menggigil lagi, yang dirasa adalah haus, langsung minum teh manis anget segelas. Rasanya kaki masih baal dan belum merasakan nyeri diperut yang bekas disayat. Suster yang tadi nemenin operasi dateng dan bilang “ibu, kita bersih-bersih dulu ya” aku dilap-lap pake air anget gitu, badan di miring-miring kanan kiri, dipakein pembalut, digantiin baju. Wuii seger. Selesai bersih-bersih susternya mengeluarkan kata-kata “ibu, mulai sekarang ibu harus belajar gerak, kaki digerakin kanan kiri, diangkat, ibu jangan takut jahitannya robek atau lepas, jahitannya kuat bu, semakin ibu diem semakin sakit nantinya, tapi semakin ibu gerak, semakin cepet sembuhnya, saya kesini sejam lagi ibu harus bisa nekuk-nekuk kaki ya, kalau enggak ibu nggak dipindah ke kamar loohh nanti nggak bisa cepet ketemu dedenya” dan suster itupun pergi.

TERBENGONG

Semacam mau ujian praktek dadakan iniiihhhhhh? Huwaaa..

Tapi, kata-kata pamungkasnya itu loh yang bikin aku semangat buat gerak.. hap happ 1..2..3.. dengan segala daya upaya mau angkat kaki... hoooaah susaaaahh.. berattttt.. kayak didudukin gajah.. -__- Rendra aku suruh pukul-pukul kaki dan betis, “ayoo piy pukul.. biar kerasa ini kaki akuuu.. aku mau cepet bisa gerak.. aku mau ketemu Janiiiiiiiiiiiiii” yaaa.. yaaaaa... goyang-goyang.. yaaa.. yaaa.. nekuuukkk.. lurus lagi.. nekuk bentar... lurus lagi.. kaki jatoh aja gitu lunglai kayak ngga bisa dikendaliin. Tapi semangat terus membara... sampe keringetan dan akhirnya berhasil!!!!!!!!!!!!!!

Sejam susternya ngga dateng, aku udah ngga sabar terus nyuruh Rendra buat panggil susternya. Duuuh tuh suster nggak ada katanya, aah siapa kek suster yang mana aja deh piy panggilin. Akhirnya suster lain yang dateng “ada apa bu?” “sus..sus.. liat sus saya udah bisa gerak kakinya *sambil gerakin* saya udah boleh dipindah ke kamar kan?” “wah bu, saya tanya suster yang dampingin ibu operasi dulu ya..” yaaaaaaaaaaaaaaaaaah! Lama lagiiiiiii dooong!! ---____---- sampe hampir mau 2 jam nungguin nggak dateng juga.. itu suster pulang kali yak.. setelah maksa-maksa, susterpun ngebolehin aku pindah ke kamar yeyeyeyey.. aku didorong-dorong lagi naik lift dan masuk kamar.

Pas di kamar aku tidur lagi, mencharge mata buat menyambut Jani nanti dipelukankuuu.. maklum di RS Hermina bayinya rooming in diambil ke ruang baby buat mandi sama jemur-jemur aja.

Tok Tok Tok...

Suster dateng bawa bayi di dorong-dorong...

AAAAAAAAAAAAAHHH.. RINJANIKU........ langsyung aku minta mama taro dipelukan, nenenin.. ngeliatin sampe puasssssssssssss.. nggak lepas pandangan, ngga bosen mandangiiiiiiinnn foto-fotoin...... kamuu mirip papiy ya nak? *pasrah* hahahhaa... aaahhh... bahagia tiada tara.

Pertama kali foto bareng Jani (meski muka nggak nampak)

Selama di RS aku dikasih 2 botol infus bersamaan, katanya sih antibiotik, terus dikasih suntikan beberapa kali buat penghilang rasa sakit, obat minum juga, plus pelancar asi. Makan teratur, minum banyak, terutama air hangat, karena aku batuk-batuk dan itu rasanya sakiiit perih neken ke perut. Lagi-lagi efek anastesinya.. ya dinikmatin aja.

Hari pertama caesar belum boleh duduk apalagi turun dari tempat tidur, besoknya boleh mulai belajar bangun, duduk pelan-pelan, besoknya lagi mulai turun dari tempat tidur, jalan dikit-dikit, dan udah boleh mandi *dimandiin lebih tepatnya* huwaaaah.. happy banget bisa mandi & keramasan, soalnya sejak sebelum lahir hanya di lap lap aja. Yang agak susah justru pup *ops ngga ada kepengenan sama sekali, meski dipancing buah ini itu, akhirnya pake microlax dan beres. Setelahnya? Alhamdulillaaahh udah bisa aktifitas biasa, dan mulai normal kembali.

Jahitan alhamdulillah cepat keringnya, hari kedua dicontrol sama dokter riyana dan katanya bagus. Lepas jahitan seminggu setelahnya. OMG, kirain jaitannya langsung jadi daging, ternyata enggak. Udah ngebayangin sakitnya kayak apa ditarik-tarik benangnya. Pas hari H pencabutan jahitan udah meringis-ringis aja, tahu-tahunya prosesnya cepet banget, cuma ditarik kayak narik benang dikarung gitu, sekali tarikan. Sampe aku komen ke dokternya “udah dok? Gini doang?” huii gayaaa, nantang.. hahahaa.. terus dikasih salep pelembab buat diolesin disekitar jahitan. alhamdulillaaah... Everything is fine.

Nifas pasca caesar juga lebih banyak dan panjang *tapi tergantung juga sih, aku ngalamin sampe 50 hari-an. Saat kontrol sebulan setelah caesar, dokter bilang rahim sudah mengecil dan kembali kebentuk semula, nahh darah itu keluar lebih lama karena dilanjut mens. Subhanallah.. udah subur lagi aja *nenggak pil kb, eiya dikasih pil kb sama dokter sambil ngeluarin kata-kata wasiat :

“bu, inget ya, dedenya masih mungil, jangan ngandelin laki-laki yang emang mau enaknya aja, dari kita nya harus jaga, kasian kitanya bu, harus pake pengaman ya, terserah ibu mau kb, mau kondom, mau pil mau suntik, mau spiral. Oke? Sementara saya resepkan pil yang ngga bikin ASI seret”

“katanya kalau pil bikin gemuk, dok?”

“aahh mitos itu, kebanyakan ibu-ibu mikirnya kalau nete-in harus makan banyak supaya asi banyak, tapi nggak dibarengin sama olah raga, jadilah gendut”

“sipppppplaah dok”

Kesimpulan dari pengalaman aku sendiri adalah : nggak bener kalau ada yang bilang persalinan caesar mah enak, ngga sakit, tau-tau lahir, perempuan males ngeden, dokternya mau duit lebih, mau enaknya aja. dll.. hihi.. bagaimanapun caranya pastilah ada lebih dan kurangnya, ada situasi dan kondisi dimana pasti juga ada pertimbangan baik/buruknya, lagi-lagi semua tentu tujuannya demi keselamatan ibu dan anak. Jadi please stop nge-judge atau komen yang nyinyir soal caesar, kita sama-sama seorang ibu dengan proses yang berbeda-beda pula, tidak ada ibu yang lebih hebat dari yang lain, kita sama-sama hebat dengan caranya masing-masing.

Sedikit tips buat yang lagi mempersiapkan persalinan, bawa baju kemeja tangan pendek kancing depan ya.. aku kesulitan pake baju, soalnya nyiapin tangan panjang semua, dimana itu selang infus susah banget masuk *maklum rencana normal*, bawa kain sarung juga biar enak pergerakan buat ke kamar mandi, gurita yang instant (awalnya ngeri tapi justru enak pake gurita, jahitannya ngga kerasa sakit dan perut ngga berasa beleber), selebihnya ya biasalah alat mandi, pembalut khusus nifas, charger hp, bantal leher, bergo dll. 


Pengen juga review RS Hermina ahh.. ditunggu ya!



Love,
MiyR&PiyR&BabyR

Kamis, 07 Agustus 2014

Assalamualaikum Rinjani (Ceritanya Melahirkan Part I)

Sebenernya Mamiy udah sering banget cerita tentang proses kelahiran kamu saat temen, saudara atau tetangga nengokin kamu waktu baru lahir, tapi rasanya blog ini juga perlu mencatat moment “spesial” itu nak, jadi boleh ya mamiy cerita.

Hari-hari menjelang 9 bulan mamiy udah gundah gulana soal penentuan jadwal cuti, takut kelamaan disebelum ngelahirin dan sedikit banget waktu mamiy buat ngurus kamu sendiri. tapi mamiy selalu afirmasi kan ya ke kamu kalau “nak, please.. kamu kalau mau lahir setelah tanggal 25 April ya..” hehe *kamu tahu lah alasannya kenapa*

24 April 2014

Berangkat kerja seperti biasa pagi-pagi masih naik motor, kok rasanya mamiy udah begaaaaahh banget, penekanan kamu juga makin-makin, pinggang juga maknyoosss, ngantukkk, rungsiiiing deh pokoknyaa.. mamiy udah ngga semangat banget buat kerja, pengennya tiduran aja dirumah.. hikss..

Malemnya juga mamiy ngga bisa tidur ya nak.. mendadak campur aduk rasanya, trus sedih, trus nangis sendirian sementara papiymu tertidur dengan pulasnya. Akhirnya daripada sedih mamiy nyikat kamar mandi malem-malem.. entah apa yang ada dalam pikiran mamiy.

25 April 2014

Bangun agak lebih pagi, karena mamiy udah request ke papiy minta kalau hari ini ngantornya naik mobil aja, mamiy udah nggak kuat motoran. Sepanjang jalan mamiy tidur-tidur ayam, merem tapi sambil meringis, kamu kayaknya lagi dorong-dorong cari jalan lahir, feeling mamiy sih nak, abis mamiy kan nggak tau rasanya kontraksi beneran apa kontraksi palsu, jadi sambil zikiran aja nikmatin semuanya.

Dikantor mamiy juga bolak-balik kamar mandi terus, berasa ngga bisa nahan pipis, berasa mules tapi nggak pup, berasa ada yang mau keluar tapi entah dari mana. Hihii.. ngaco deh mamiy niiih.. biar ngga terlalu kerasa mamiy beberes meja aja, beberes kerjaan, sampe bikin surat cuti buat tanggal 28 April tapi belum diajuin, secara Pak Puguhnya nggak ngantor, akhirnya semua mamiy beresin dan surat cuti mamiy taro diatas meja.



Sorenya mamiy semangat karena jadwal kontrol juga kaaann, mamiy selfie dulu, upload juga di path, terus banyak yang kasih love looh nak.. hihii.. mamiy makin semangat karena papiy kamu ngga telat jemputnya *biasanya kan selalu telat ya nak.. aahh kamu juga tau kan papiy gimana* eh- trus-ternyata-papiy ada acara dulu di Cabang Pondok Indah, mamiy dititipin di Mc.D sambil nunggu. Huffffffffff... mamiy sebeeel banget tuh nak sama papiy, selalu aja ngga bisa bilang izin dulu keq, kan kamu lebih penting.

Sejam.. dua jam.. mamiy udah cape nunggu, akhirnya mamiy kesel dan nekad mau ke RS sendirian aja. Ternyata diluar juga hujan rintik-rintik, aaah mamiy makin panik, mau nyari taksi ngga ada yang bersedia ngangkut, katanya macet bu.. binguuung.. akhirnya ada tukang ojek lewat dan nawarin “ojek bu?” “boleh deh bang, ke ciputat ya..” tanpa pikir panjang mamiy langsung naik ke motor, aduuh nak kebayang kan perut mamiy udah guede plus nahan buat nggak terlalu nempel sama abangnya.. hooosshhh.. hooosshh.. ampuun deh perjuangan bangeet, pas nyampe di RS nya mamiy langsung daftar, timbang, tensi dan antri. Alhamdulillah sampe sebelum jam 8 malem, dan seperti biasa memang pasiennya dokter Riyana penuhhhh terus.

Papiy akhirnya dateng nak, sambil marah-marah ke mamiy.. huhu.. mungkin bukan marah ya tepatnya tapi khawatir, abis gimana.. mamiy kalau udah keliwat kesel suka nekad, ngga sabaran, soalnya mamiy udah punya firasat kayaknya kamu mau keluar, jadinya pengen buru-buru.

Dan... bener aja.. pas di USG posisi dan ketuban semua bagus, terus dokter Riyana bilang kita cek dalem dulu yaa.. aaaakk.. mamiy takut nak, ngebayangin dicek dalem itu sakitnya kayak apa... dokter Riyana pake sarung tangan, terus dikasih gel gitu, terus mamiy disuru tarik nafas daaan masuk jlep.. wowww.. udah pembukaan 2.. KAGET!! Tuh kan feeling mamiy bener... dan seketika papiy kamu loncat dari tempat duduknya “JADI MAU LAHIR NIH DOK SEKARANG?” hahaha.. ya belum pak, kita CTG dulu yah kalau mulasnya sudah banyak harus stay kalau belum, boleh pulang dulu.


Rasanya di CTG seru, mamiy suru pencet tombolnya saat kapanpun mamiy ngerasa ada pergerakan dari kamu, jadi harus bener-bener konsentrasi.. geraaakkk-pencet.. geraaaaaakk-pencet.. sementara papiy kamu panik mondar-mandir ke kamar mandi, mules katanya.. haisss.. yang mau lahiran siapa yang mules siapa. Lucu yaa..

Hasil CTG menunjukkan kalau mulasnya belum bagus, jadi boleh pulang dulu. Mamiy sama papiy pulang tuh akhirnya terus om Ali sama Nenek, nyusulin juga ke rumah. Semua panik dan excited menyambut kedatangan kamu nak.. sampai dirumah mamiy beberes baju yang memang kebetulan belum diberesin.. mamiy niatnya baru mau beberes baju hari sabtu, tapi kenyataan berkata lain dan sekejap baju-baju itu bisa masuk tas dan siap dibawa.

26 April 2014

Mamiy, papiy dan nenek ke RS jam 1 malem, karena mamiy udah keluar flek darah banyak. Hikss padahal mamiy maunya entar aja ke Rsnya, besok pagi aja.. mamiy mau tidur pules dulu.. takut nggak bisa tidur kalau udah di RS. Sampe di RS mamiy dibawain kursi roda sama suster. Aaah mamiy ngga mau “sus, ngga usah pake kursi roda, saya masih bisa jalan kok sus” mamiy langsung naik ke lantai  2 ruang bersalin VIP.

Pas masuk ruang bersalin, udah ada bidan jaga yang siap ngurusin mamiy selama dokter belum datang. Udah berasa mules bu? Yang dirasain apa? Kita periksa dalem lagi ya? Oke!!! Katanya “udah pembukaan 3 bu..” syukurlaahh..trus mamiy disuru istirahat, tidur, ngumpulin tenaga biar kuat ngedennya. Bener aja kaaan, kalau di RS malah deg-degan. Mamiy ngga bisa tidur,  ngga bisa merem, yang ada zikiran terus aja sambil nonton tv, jalan-jalan disekitar kamar dan goyang inul diatas bola.

Paginya, dokter Riyana udah dateng, kebetulan lagi ada pasien yang mau lahiran juga, ada yang normal dan cesar. Waaahh.. ikut seneng denger tangisan bayi, dan mamiy jadi nggak sabar mau ngelahirin kamu juga nak.. hihi.. mamiy jalan-jalan aja deh kelilingin rumah sakit, ditemenin sama papiy. Muka nggak cucok banget padahal, tapi cuek ajalaaah namanya juga bumil mau brojol udah nggak mikirin touch up.

Balik lagi ke kamar, katanya mau dicek cek lagi, tadi sih sama bidan katanya udah pembukaan 5.. oohh ayolah nak cepet keluarnya, mamiy sudah mulai engap di “obok-obok” teruuuuuuus. Giliran dokter Riyana yang nge-cek katanya udah mau ke 6, udah mulai melunak. Duh duuhh.. makin dug dug serrr.. mamiy males makan takut kepengen pup hihi.. tapi sama nenek selalu disuapin makanan, lontong, gorengan, buah, pokoknya harus ada yang dimakan, biar ada tenaganya. HAP HAPPPP!! MAMIY MASIIIIIIIH SEMANGAAAAAAAAAAAAT!

Lanjut ke jam 1 siang.. dicek pembukaan LAGI dan katanya masih 6.. ayooo nak ayooo....
Sementara itu masih aja berkutat sama bola, goyang-goyang, jalan-jalan, zikiran, makan, minum, becanda sama meringis-ringis kesakitan.. nikmatnyaaa...



Segala peralatan buat lahiran udah disiapin sama suster-suster, sampe tempat ngangetin bayinya nanti yang lahir juga udah disediain. Disetelin musik juga katanya biar rileks.. hayyaaahh... mamiy seketika cireumbay.. sebentar lagi ya nak?


Lanjut ke jam 3 sore.. dicek pembukaan LAGIIIIIIIIIIII dan sudah masuk di 7.... terus entah kenapa itu air ketuban blesssssss.. angetttttttttt bangetttt... pecahlaaaahh sudah... bidannya bilang mamiy udah nggak boleh jalan-jalan lagi, diem aja diatas tempat tidur. Baiklaah...

Mulesnya nak makin menjadi-jadi, rasanya? Jangan ditanyaa... campur aduk.. mamiy udah pasrah seadanya.. mamiy ngga sama sekali meronta-ronta, memaki-maki, atau teriak-teriak.. mamiy lebih fokus ke hal-hal yang indah nanti bareng kamu, saat liat kamu pertama kali, saat kita nanti jalan bareng ke mall pake stroller baru.. pokoknya yang seru-seru bayanginnyaaa.. sampe-sampe nini (mertua) bilang “ke, kamu teriak aja gak apa-apa yang kenceng, jangan ditahan” hehee.. enggak ni, mamiy memilih untuk tetep fokus dan mengalilhkan rasa sakit ke ayat-ayat Allah biar jadi ladang pahala, karena mamiy bukan ahlinya ibadah, makanya bagi mamiy inilah moment berserah diri pada Allah sang MAHA SEGALANYA yang sayang buat dilewatin begitu aja.

Dokter Riyana cek pembukaan LAGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII katanya? Masih di 7 tapi harus dirangsang ya bu.. insyaallah kuat, semangat.. duuh dokter tuh bikin makin jatuh cinta aja, sabaaar banget nungguin pasiennya yang kepengenan normal, ngga beranjak dan bener-bener nungguin meski dia juga masih bawa-bawa bayinya. Mulailah itu jarum dimasukin yang ada kayak kerannya gitu tuh nak, aduh mamiy lupa apa namanya, pokoknya susternya bilang kalau udah pake itu nanti nggak usah tusuk berkali-kali, jadi langsung masukin obatnya lewat situ aja. Yaa mamiy nurut aja lah.. maknyeeesss. Abis itu dipasang deh perangsang alias induksi. Rasanya? ALLOHUAKBAR SUBHANALLAH ASTAGFIRULLOH.. mulesssssssssnya makin aneh, makin menjadi-jadi, mamiy ngerasa serba salah, mau miring kanan salah, kiri salah, sakit banget, kayak ada yang mau keluar tapi sakit, mamiy juga pipis terus, susternya bilang udah pipisin aja bu.. jadilah mamiy pipis ditempat..hihi.. basaaah semuanya, biarin deeh.. daripada harus pake kateter, ngeri.





Bidan selalu ngecek, megang-megang perut entah gimana dan apa maksudnya, terus izin lagi deh buat cek PEMBUKAAN! SIPPPPPPPLAAAAAAAAAAAAAH... bidan nggak kasih komentar apa-apa dan langsung manggil dokter Riyana. Dokterpun langsung merogoh mamiy lagi nak.. kali ini lebih lama, lebih dalam, lebih ngoyak-ngoyak. “sudah mau ke pembukaan 8, jalan lahir juga sudah lunak, tapi kok bayinya belum turun, kita coba liat ya, di USG dulu” YA ALLAH... kamu kenapa nak?

Setelah di USG dokter Riyana menjelaskan dengan sangat jelas dan logic, kira-kira begini kata dokter Riyana :

“Bu, bisa dilihat dilayar kalau kepala bayinya mendongak, ini bisa terjadi pada saat pecahnya ketuban dia salah memutar, makanya dia sulit turun ke jalan lahir meski segalanya sudah baik. Dan saya curiga ada lilitan juga dileher bu.. kita sama-sama tahu kalau usaha ibu sudah bagus, semuanya masih normal sampai akhirnya kita tahu seperti ini, kemungkinannya kalau masih mau menunggu saya tidak merekomendasikan karena air ketuban sudah pecah, mau divakum saya juga tidak merekomendasikan karena takut kena mukanya atau terjadi perobekan yang parah, dengan segala usaha yang sudah kita lakukan, di caesar aja ya sayang’”

Mamiy diem – Nangis – sambil meringis

“semua tahu kok usaha ibu, saya juga tahu ibu maunya normal, saya nungguin bu, saya tidak pergi, karena memang rencananya normal”

“mamiy teruuus diem...........inikah yang terbaik ya Allah?”

tidak ada ibu yang gagal karena lahiran secara operasi bu, perjalanan masih panjang, perjuangan ASI, merawat bayi.. “

“iya dok.. operasi aja”


Mamiy hanya memandang papiy, dia pasti yang shock karena sudah  memesan kamar VIP.. HAHAHAHAHAHAAA.. perjanjiannya kamu tau kan nak? Kalau caesar mamiy dapet kamar kelas 3. KITA MENANG BANYAK NAK.. huehehee...

Ah mamiy becanda mulu niiiy.. lanjut..

Akhirnya semua dipersiapkan untuk operasi caesar, mamiy dicukur-cukur sementara semua dokter yang terlibat dikumpulin. Efek induksinya belum ilang lohh nak.. ya ALLAH.. nahannya itu loh bikin mamiy makin ngga keruan, grasak grusuk terusss.. apalagi dokter anastesinya masih dijalan.. cakep!

Seinget mamiy, masuk ruang operasi itu jam 6-an.. dengan mengucap bismillahirohmanirohim mamiy didorong-dorong gitu ke ruang operasi. Sebelumnya mamiy dapet kecupan dari nenek.. “yang kuat ya teh, zikiran terus” blasssss air mata mamiy makin deres.

Masuk ruang operasi itu DINGIIIIIN banget, kayak masuk freezer. Mamiy ditaro dibawah lampu gede yang silau *macam di film-film* , ditelanjangin *ops* terus disuruh duduk sambil memeluk badan sendiri. yap.. mamiy mau disuntik anastesi.. rasanya? Ahh ga seberapa dibandingin episode obok-obok tadi.. sekejap saja angetttt menjalar keseluruh punggung, perut, kaki dan mamiypun pipis lagiiii.. *beseran* terus abis itu dipasang kateter *yak akhirnya pake juga*

Entah kenapa mamiy menggigil hebat, apa karena ruangan yang dingin? Aah enggak juga, ini menggigilnya lain.. nggak bisa ditahan, kelojotan kayak ikan nggak ketemu air, mamiy nanya sama susternya, “nggak apa-apa bu, itu efek anastesinya” , mamiy terus di iket tangannya, dipakein oksigen, ditutup setengah badan, jadi mamiy ngga bisa liat perut. Tapiiii, pantulannya ada diatas lampu nak.. ahhh mamiy memilih nengok kiri aja.

Dulu mamiy ngebayanginnya operasi caesar tuh serem naujubileh.. nyatanya?

Awal mau dimulai operasi susternya bacain kayak standart operasionalnya gitu, bacain nama-nama dokter yang terlibat, nyebutin alat-alat, alasan kenapa harus caesar, dan di count down gitu.. hihi.. terus pas dimulai susternya nyetel lagu one direction, ohh noo.. mamiy rasanya pengen nyanyi-nyanyi.. “you don’t know.. oooww... you don’t know you beautifuuuul” dokternya bilang “rileks aja ya bu, maaf kalau lagunya kayak anak ABG” aduh dokter, saya kan juga masih ABG, iya kan nak? ;p

Susternya ngasih tau kalau “bu, sebentar lagi bayinya mau dikeluarin ya.. do’a terus ya bu”
Aaahh nak.. nakkk.. sebentar lagi kita ketemu.. aaahh..

Eaaaakk eaaakkk.. oweeekk oweekk..

Dokter Riyana : “wushh bayinya lumayan gede ya, ada lilitan sekali dileher” sambil ngangkat kamu nak.

Alhamdulillah ya Allah... alhamdulillah.. Rinjani.. mana Rinjaninya mamiiiiiiiiiiiiiiiiyyy.. *air mata makin netes sambil terus menggigil”

“bu, dedenya dibersihin dulu ya, sebentar ya bu”

“iya sus”

Aaaaaahhh mamiy ngga sabar banget nak, mamiy nengok-nengok gitu, usaha ngintip mau liat kamu, tapi nggak bisa, tangan mamiy diiket naaak.. hiks...

Suster akhirnya deketin kamu ke pipi mamiy,

Assalamualaikum Rinjani... ini mamiy... mamiy cium-cium pipi kamu berkali-kali nak.. mamiy nggak nyangka banget, setelah menanti garis dua di testpack selama setahun, lalu kita berada dalam satu badan yang sama selama 9 bulan, merasakan semua yang mamiy rasakan, ngobrol lewat hati dijawab lewat tendangan kamu, dan setelah kita sama-sama berjuang melewati ini semua, mamiy bisa menyentuhmu nak.. SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH... selamat datang ke dunia Rinjaniku..

Seketika sakit hilang

Seketika punya energi baru

Seketika aku jadi IBU




Selasa, 05 Agustus 2014

R.A.H



Rinjani Adiva Humairah


Dia lah “the reason why” semua-muanya berubah...

Rinjani itu kalau diumpamakan seperti segelas air dingin disaat kehausan, seperti segelas kopi disaat kantuk yang tak tertahankan, seperti mimpi yang nyatanya jauh lebih indah, seperti mukjizat yang turun disaat yang tepat.

Membuat yang terlewatkan jadi teringatkan, membuat yang pergi jadi kembali, membuat yang acuh jadi sangat peduli.. Rinjani memang bukan bidadari apalagi ibu peri, dia titipan illahi robbi yang lucu sekali.

Sekarang hidupku lengkap, menjadi anak dari Ibu yang hebat dan menjadi Ibu dari anak yang hebat. Oh.. Allahku, sehatkan aku, kuatkan aku, mampukan aku untuk menjaga, merawat serta mendidik titipanMu.. hingga kelak bisa menjadi penuntun hamba ke Syurga, bahagia bersama. Aamiin Yaa Robbal Alamin.

I love you to the moon and back^^