Selasa, 20 Oktober 2015

Histerektomi





Apa sih histerektomi?

Waktu berkunjung ke dokter Wisnu sih dia ngga pake istilah ini, waktu ke dokter Riyana dia jelasinnya histerektomi terus, di depan dokternya iya iya aja sambil mikir maksudnya histerektomi apa yaa.. ooo.. lama lama makin nyambung istilahnya angkat rahim itu histerektomi toh.. *noted

Serem, ngeri, takut bukan dioperasi caesarnya, tapi justru histerektominya..hasil browsing sana sini banyak banget penjelasan dan teknik-teknik operasi, sayatannya, bla bla.. tapi kebanyakan tindakan histerektomi diambil untuk menyelamatkan nyawa pasien kanker, miom dan sejenisnya. Untuk kasus plasenta akreta aku ngga nemu, minimal pengen tau aja gimana sharing pengalaman dari orang lain untuk kasus yang sama, tapi ngga nemuin.

Setelah dipastikan dokter Gatot yang akan nanganin aku, dari beliau pun tidak ada penjelasan yang sangat mendetail untuk tindakan ini. Beneran deh, jadi memilih untuk stop dan ngga browsing atau cari tau lagi tentang histerektomi.. wong dokter ku hanya bilang ‘’ngga ada yang berubah kok.. cuma ngga mens aja selebihnya tetep cantik”

Sebenernya kadang mikir, ih dokter kok gini sih anggep enteng banget, harusnya sebagai pasien kita kan dapet penjelasan detail tuhhh yaa.. semakin kesini semakin dijalanin semakin terlihat bahwa pengalaman ngga bisa bohong, dokter senior mungkin lebih tahu caranya ngadepin pasien labil kayak sayaahhh dengan tidak menjelaskan hal yang belum terjadi. Lagian, dokter-dokter muda sebelumnya sudah cukup menjelaskan banyak – dan berdampak pada kesulitan tidur – serta menimbulkan pikiran yang tidak tidak. Heu.

Pernah pada saat sesi konsul, dokter Gatot menutup semua hasil lab.usg dll.. sambil bilang “gini ya, ini semua hanya prediksi, mungkin saja begini mungkin saja tidak sama sekali, saya sering  menghadapi pasien sulit tapi pada saat penanganannya tidak sesulit yang dibayangkan.. jadi yasudah jangan dipikirkan, tapi kita siapkan yang terbaik.. kalaupun sampai angkat rahim ibu hanya harus ikhlas punya dua anak.. itu saja..” Adem banget dengernya.

Sebelumnya kan aku mikirnya macem-macem tapi dokter Gatot seolah bisa menyadarkan bahwa, kenapa sih mikirin yang aneh-aneh, berasa jadi wanita ngga sempurna lah, berasa hidup akan terhenti kalau ngga punya rahim lagi lah.. hey.. anak dua adalah anugerah, banyak yang belum punya anak tapi harus histerektomi. Sudahlah, bersyukur.

Setelah operasipun, saat ditanya “dok, kenapa jadi histerektomi?” dokter hanya jawab “ini demi nyawa ibu..” GLEK. Sudah! Sudah tidak perlu penjelasan panjang lagi. Dokter sempat ingin mempertahankan rahimku, makanya ada plasenta/ari-ari yang bisa dibawa pulang meskipun kondisinya terpotong-potong. Dari situ semua tahu, dokter tidak main gampang ambil tindakan saja, tapi telah berusaha yang terbaik, sampai akhirnya harus diputuskan histerektomi.

Rahimnya diperlihatkan ke Rendra, Papaku, Ayah dan Mama mertua untuk memastikan hanya rahim yang diangkat. Dan dari pemeriksaan jaringan hasilnya juga menunjukkan bahwa positif plasenta akreta dan pengangkatan rahim adalah keputusan yang tepat.

Rasanya gimana setelah operasi?

Hari pertama memang yang terberat, sakitnya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, si mamah sabar banget ngadepin aku yang waktu itu ngelantur mulu ngomongnya setelah operasi.hahaha.. maklum laperrr tapi ngga boleh makan, hauuuss tapi ngga boleh minum, sakiiiit. Untungnya besokan paginya udah boleh makan minum. Langsung berasa punya tenaga buat ngelawan rasa sakitnya.

Kenapa mesti dilawan? Yaiyalah dilawan banget, aku berusaha buat terus bergerak biar makin terbiasa dan bisa gendong Naya. Bedanya di RS Kramat adalah ngga ada perlakuan spesial gitu, ngeluh sakit dibiarin aja, katanya selama masih bisa ditahan jangan bergantung sama obat. Ya mungkin aja bener, tapiii kan kalau sakitnya menghambat pergerakan mending minum obat, asal sesuai dosis dan nggak berlebihan.

Namun, obat paling ampuh itu adalah Ranaya, tiap kali Ranaya dibawa ke kamar, aku bisa lupa sakitnya, bisa tetiba miring kanan, miring kiri, duduk, berusaha buat nenenin semaksimal mungkin. Meski apalah daya Ranaya harus minum formula terlebih dulu..  *hikss sediihh.. dan waktu Ranaya dibilang kuning/billirubinnya tinggi, nggak lama aku langsung bisa turun dari tempat tidur dan jalan sendiri ke kamar mandi lalu besokannya minta pulang.

Jadi lebih sakit mana caesar pertama atau kedua?

Ini nih pertanyaan yang sering aku tanyain ke temen yang udah rasain caesar dua kali, dan rata-rata semua jawabannya sakitan yang pertama, yaiyalah mungkin yang kedua udah lebih familiar sama sakitnya jadi lebih siap.

Tapi untuk kasus aku mah mungkin jelas beda, menurutku lebih sakit kedua karena ada tindakan tambahan histerektomi, dan obat-obatan yang kurang di RS nya, bener looh ngaruh.. artis-artis caesar ngga sakit karena obatnya bageuuusss sementara ibu-ibu yang caesar pake BPJS sakitnya sampe jejumpalitan. *pernah baca postingan dokter BPJS yang sedih harus mengurangi obat-obatan ke pasiennya.

Karena aku juga konsul ke dokter Riyana, jadi dikasih obat tambahan dan maknyus sekali, sakitnya ngga berasa dan aku bisa aktifitas mengurus Ranaya.

Keluhan?

Alhamdulillah sih enggak ada, tapi memang aku mencoba jaga kondisi aja dengan ngga terlalu angkat beban berat seperti beratnya beban hidup, terlalu cape seperti menghadapi sua..*ah sudahlah, terlalu stress seperti mikirin ut*ng, aku lebih banyakin liburan seperti bolos kerja, banyakin belanja seperti misalnya belanja sayur ke pasar.. hahahaa.. *da aku mah apa atuh

Yaa so far alhamdulillah tidak ada keluhan yang berarti, semoga kedepannya juga sehat selalu..aamiin.. yang penting sih tetep menjaga kesehatan, makan teratur, minum vitamin (walau ga rutin), sama tidur/istirahat cukup.

Pesan dan Kesan.

Intinya rejeki anak itu memang Allah SWT yang maha mengatur, ketika kita diberikan kepercayaan untuk hamil ya benar-benar dijaga, dinikmati prosesnya, jangan malas periksa ke dokter, kalau punya rejeki lebih mending sekali USG dengan 4D biar bisa kelihatan lebih detail, kalau dinyatakan ada masalah pada kandungannya jangan keburu stress, cari option lain, pilihan lain, cari tahu banyak, buat para suami juga harus mendukung penuh istrinya, selalu berikan stimulasi ke anak sejak dari kandungan, afirmasi terus ke bayinya, banyak do’a, banyak berserah, jangan egois – tetap makan sehat, minum vitamin, jaga kondisi dan jangan meratapi/sedih berlebihan.

Khusus untuk yang sudah terdiagnosa plasenta akreta, lebih baik memilih RS yang siap Bank darah, untuk mengantisipasi pendarahan, biasanya pendarahan hebat adalah salah satu penyebab kematian yang paling sering terjadi. Pernah ada diberita, seorang ibu meninggal setelah melahirkan secara caesar, setelah lahiran pendarahan hebat dan dioperasi kembali untuk pengangkatan rahim, namun sudah terlambat. Karena kalau plasenta akreta tidak terditeksi dini, dan pada saat operasi caesar plasenta ditarik/diambil resikonya sangatlah fatal. Jadi alangkah lebih baik, memeriksakan kondisi kehamilan secara medis dan rutin, pilih dokter yang memang sudah pro, RS yang mendukung (alat-alatnya, nicu, dll).


Semangat!
MiyR

Kamis, 01 Oktober 2015

ALHAMDULILLAH, Ranaya.. (Ceritanya Melahirkan)

De, saat mamiy tulis ini, mungkin kamu lagi minum ASIP dirumah sama nenek.. Maaf ya nak, sementara kita harus seperti ini.. berjauhan kalau siang, demi kamu juga.. demi Teteh Jani.. demi kita..

De Nay.. sebelumnya tidak pernah mamiy duga kalau cerita melahirkan kamu akan sebegininya membekas bagi mamiy.. mamiy fikir, anak ke dua prosesnya pastilah biasa aja.. karena udah pernah sebelumnya.. nyatanya? Allah kasih ujian yang harus dilalui dengan ikhlas.. proses demi proses sudah dilewati, dari pencarian dokter, rumah sakit, memastikan apa itu plasenta akreta, bahayanya, akibatnya, persiapannya, kemungkinan terburuknya.. semua sudah tergambar jelas.. tinggal eksekusinya aja di hari H.

Mamiy sudah mempercayakan Dokter Gatot untuk proses operasinya, dengan dia mamiy merasa tenang dan nyaman.. entahlah mungkin karena pengalamannya itu.. beliau tidak pernah sekalipun membuat mamiy patah hati, down, ataupun takut.. ya takut.. mamiy takut banget de.. takut ngga bisa gendong kamu saat setelah lahiran nanti.. Allahuakbar.. sebegitu jauhnya pemikiran mamiy de.. tapi makin deket harinya, mamiy makin tenang, makin ikhlas dengan apa yang akan mamiy hadapi, dengan apa yang akan terjadi..

Sebelumnya dijadwalin kalau kamu akan lahir di tanggal 15 Mei 2015, cantik ya tanggalnya? Tapi apalah daya, manusia berencana Tuhan juga kan yang menentukan. Ternyata Dokter Gatot ada planning lain ditanggal itu, dan rencana operasipun diundur sampai diatas tanggal 20 Mei. Huuu.. mamiy bingung, apa nggak kelamaan ya.. takutnya kamu udah kontraksi, nanti malah makin bahaya. Ditengah kegalauan mamiy curhat ke Dokter Riyana.. beliau bilang jangan sampai diatas tanggal 20, lebih baik minta maju aja jadwalnya. Mamiy mondar mandir ke Hermina untuk suntik pematangan paru, minta surat rekomendasi, juga test darah lalu ke Kramat 128 nemuin Dokter Gatot, sambil setengah memohon satu hari kosong untuk kita, yah de kamu tahu sendiri Dokter Gatot kan memang super duper sibuk . Dan akhirnya tercatatlah sudah tanggal 13 Mei 2015 jam 17:00 WIB mamiy akan operasi c-sect di RS Kramat 128.

12 Mei 2015


Siang itu mamiy sama papiy berangkat ke RS berduaan untuk nginep di RS, memang prosedurnya sebelum operasi c-sect pasien harus masuk RS sehari sebelumnya. Sesampainya di RS, mengurus administrasi sebentar langsung masuk kamar dan nggak boleh keluar lagi..hikss padahal mamiy teramat sangat lapaaarrr..

Sambil nunggu papiy beli makanan, mamiy diculik sama suster buat cek jantung.. ditempel alat sana sini, dijepit-jepit..kirain rasanya bakalan kayak kesetrum.hihi.. ternyata ngga kerasa apa apa.. lanjut cek jantung kamu de.. alhamdulillah normal, malah dibilang kamunya aktif banget dan sempat kontraksi. Mamiy disuruh banyak minum dan istirahat aja dikamar.. baiklaahh..

Berduaan doang dikamar sama papiy kamu ternyata seru juga.. kita ngobrolin macem-macem, becandaan, nonton tv, sholat jamaah, kadang sibuk sama games di hp masing-masing sampe tahu-tahu ketiduran.

Jam 8 malam Dokter Gatot datang untuk visit, aduhh de.. dokter kamu ini santai banget, bawa stetoskop juga engga... Dokternya cuma tepuk-tepuk betis mamiy gitu sambil bilang, “udah bu, tidur aja rileks, istirahat, besok insyaAllah lancar, berdo’a yang banyak yaah..” iya dook.. yaudah gitu doang.. hahahaa.. mamiy nggak jadi nervous deh..

Okey, waktunya tidur, mamiy tidur berdua papiy kamu seranjang RS yang sempit, ala ala film korea. Eh nggak se romantis itu sih.. malah seseg.

13 Mei 2015

Nggak ada yang ngalahin nyenyaknya tidur di ranjang sendiri, dirumah sendiri.. semaleman mamiy tidur tapi suka kebangun-bangun, dan yang diliat cuma jam dinding.. jam 5 subuh mamiy bangun sholat dan lapeeerrr.. untung aja sarapan dianterin jam setengah 6. Langsung lahap deh makannya. Papiy juga cari sarapan dan mamiy ikutan makan lagi : nasi uduk, kue cubit, susu, es teh semua ludes.

Jam 11 siang mamiy sudah harus puasa, ngga boleh makan apa apa lagi. Huiks.. kebayang deh lapernya kayak apa nanti. *krucuk-krucuk*

Semua pada dateng loh de, nenek aki, nini abah, semuaaa dateng.. semua deh pokoknya.. semua mau support mamiy, biar mamiy kuat tentu juga ngga sabar mau liat kamu lahir. Teteh Jani apalagi de, dia nggak bisa diem di RS, jadi primadona-nya, digendong-gendong terus sama bidan-bidan, gemes katanya.

Lanjut jam 3 sore, mamiy kuras perut... hiyyy serem dimasukin cairan yang bisa bikin mules gitu dan bener aja mamiy langsung ngibrit ke kamar mandi, sekalian juga mandi biar seger lalu sholat ashar, minta sama Allah semoga semuanya dimudahkan, kamunya sehat, mamiynya dikasih kesempatan buat membesarkan kamu..aamiin.



Mamiy udah siap, udah wangi, udah cakep (kata mamiy sendiri), dipasanglah itu infus sama susternya. Dalam hati bilang.. Ya Allah.... sebentar lagiiiiii..... ya Allah................. suasana yang tadinya riuh rame ketawa-tawa becanda langsung sedikit hening..... nenek mijitin kaki mamiy, biar rileks katanya... papiy juga ikutan usap-usap punggung mamiy... ya Allah......... sebentar lagiiiii..................

Suster dateng buat jemput, ayuk bu... sudah siap ya? Kita ke ruang operasi.... mamiy tiduran gitu didorong diatas kasur, macem film-film... semua juga pada nyiumin mamiy.. aahh.. mamiy sebel.. mamiy udah nahan nangis, jadi banjir se banjir banjirnyaaaaaaa... makasih ya Allah dikasih keluarga yang sebegini supportnya, sampe sepupu-sepupu semua dateng nyiumin kening.. “teteh... kuat ya teh..” ya atuh tetehnya jadi terenyuhhhh....

Andaikan mamiy kamu Nagita Slavina mungkin operasi cesar begini bisa didampingin papiy kamu atau nenek.. hahhaaa.. mamiyyy..ngayal ajahh *jitak.. tapi kan mamiy ini apalah apalah.. jadinya kudu berani maju sendirian dimeja operasi *aduh bahasanya..eh tapi bener mamiy pas masuk ruang operasi jadi ngerasa yah.. sendiri banget.

Semuanya terasa familiar, meski ditempat yang berbeda. Ruangan yang seperti kulkas dinginnya, peralatan yang tertata rapi, tertutup kain, orang-orang yang berpakaian hijau-hijau dan kali ini lebih banyakk entah siapa mereka, lampu besaaaaaaaaaaaaaar... semuanya terasa tidak asing.. baru kemarin menghadapi ini untuk Rinjani, sekarang untuk Ranaya.. Allah.. hamba pasrah sepasrah-pasrahnya, apapun yang terjadi hamba hanya ingin Ranaya selamat.. sehat.. lengkap.. baik-baik saja.. mungkin bertahannya mamiy adalah bonus yang mamiy sudah pasrahkan sepenuhnya sama Allah..

Pikiran mamiy kemana-mana nak.. mamiy ngga mau denger bunyi gesekan pisau, gunting? Atau apalah itu... mamiy kayak orang linglung sampai seorang dokter datang....

“Ibuuuuuu.. sudah siap ya buuu...”

“iya..”

“ibu.. ini anak keberapa?”

“kedua..”

“sebelumnya cesar?”

“iyaaa...”

“dimana?”

“hermina ciputat”

“kok jauh banget dari sini? Ibu rumahnya dimana?”

“.... *jeda dikit, nggak langsung jawab

“ibuuuuuuuuuuuuuuuuuu.. bu.. rumahnya dimana?”

“cipadu..”

“Cipadu itu yang dari arah.. bla blaaa....”

Mamiy seperti dialihkan perhatiannya, diajak bicara terus, dokter itu nanya teruuuus-terusan, kalau mamiy telat jawab dia akan teriak ibuuuuuuuuuuuuuu..panjang banget de.. hahhaa mamiy selalu nurutin pokoknya.. semua pertanyaan dia mamiy jawab.. sambil mamiy dipasang alat alat entahlah apa.. kedua tangan mamiy diikat lagi  seperti dulu..

Sesuai rencana operasi dimulai jam 5, tapiiiiiiiiii.. seperti biasa juga dokter Gatot suka molor molor dikit, bilangnya udah disepeda.. udah jalan.. berarti sebentar lagiiiiiiiiiiiiii...............semuanya akan dimulai.

Hallooo.. maaf telat dikit, ayo kita mulai, gimana ibu? Sehat ya.. “ya dok...” tenang aja bu nanti tau-tau bayinya lahir, udah selesai deh.. banyak yang bantu loh bu ini.. ada ahli hipnoterapi juga bu.. jadi ngga sakit lah bu.. ayo kita mulai ya...

Seketika.... oooo.. jadi yang tadi nanya terus ituuu mamiy lagi dihipnotis gitu kali ya biar ga tegang... yayaya...

Bismillah.... al fatihah....

Mamiy dibius ditulang ekor.. rasanya? Biasa aja.. karena yang mamiy sangat rasakan adalah kedinginan..... sudah ba-al.. dan operasipun dimulai...

Kain hijau nutupin pandangan mamiy ke arah perut, tapi mamiy bisa liat pantulannya diatas lampu.. lagi-lagi mamiy hanya menengok ke kiri saja... diiringi love song jaman bahela.. dokter Gatot melaksanakan tugasnya..

Tiba-tiba ada asap... bau gosong...

Diapain perut gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee... astagfirullah.. mamiy langsung merem ajah. Laser kah itu? Bodo amat mamiy ngga peduli......... tidur tidur Allahuakbar.. ampuni hamba ya Allah.......

Dokter Gatot dibantu sama asistennya, perempuan.. yang menurut mamiy dia excited banget diajak operasi rumit seperti ini, nanya terus, komen terus, dokter Gatot juga selalu menerangkan, nah kalau begini ni... keliatan kan begini.. harus diginiin.. jangan begini.. sebaiknya begitu.. bla bla.. jadi mamiy juga berasa lagi dengerin dokter ngajarin praktek langsung di perut mamiy, langsuuuung!

Setelah kurang lebih 10-15 menit-an

Bu.. ibuuuu.. bayi nya dikeluarin ya buuuuu.......

Allah Allah... Allah......... Ranayaku.. naya.. de....... kuat ya de.......

Eaaak.. ea... eaaaakk.........

Perempuan ya bu, lahir jam sekian sekian *mamiy lupa*

Ya Allah de nayyyyaaaaaaa.. mamiy tetiba nangis kenceeeng...

Kamu langsung dibawa, takut kedinginan katanya..

ALHAMDULILLAH YA ALLAH.. Ranaya.. de...... ini mamiy sayang...................... pinter.. bageur.. sama bu bidan dulu ya nak...

---

Nah.. bayi nya sudah kan.. sekarang kita kerjakan ini dan ini dan ini.... terlihat kan seperti ini...... percakapan dokter Gatot nggak mau mamiy denger, tapi ya kedengeran.. fokus mamiy kepecah jadi dua.. antara mikirin kamuuu.. mau ketemu kamuuu.. sama ini perut mamiy mau diapain lagi.......

Operasi terus berjalan sampai akhirnya bidan dateng bawa kamu Nay... aaaaaaaaaaaahhh alhamdulillahhhhh Naya... kamu imut, mungil sekaliii nakk.. cantik. Sama bidan, kamu suruh nenen, diarahin ke puting.. tapi.. dokter Gatot langsung bilang... “mba.. mba.. bayinya nanti aja yaa.. kalau sudah selesai yaaaaa..”

Ini dokter kenapa??

Mas mas.. *manggil staf nya gitu

Tolong..tolong kabari keluarganya, bayinya perempuan, sehat, dan ibunya masih lanjut operasi, histerektomi.

NO! Enggak! nggak mungkin salah denger.. histerektomi.. ya... angkat rahim.. ya.. yang terbaik mungkin... pasraaaaaaaaaaaaaaahh... rasanya makin nggak enak perut ketarik-tarik, mual.. sempet muntah juga.. perut bener-bener nggak enak.. kayak melompong, tapi kayak diobok-obok juga. nengok sedikit ke kanan, udah ada kantong darah disana.. transfusi nya jadi juga... Allah.......  hanya ingin ini cepat selesai... hanya ingin ini cepat berlalu...... cepat.

Dokter yang udah agak tua itu selalu nyamperin mamiy, sambil bilang sabar ya bu.. kuat ya bu.. merem aja nggak apa-apa... ibu yang dirasain apa? *sambil usap-usap kepala mamiy*

 “dingin dok”

Entahlah tapi mamiy langsung kebayang almarhum Aki... persis.. mamiy jadi langsung berasa ditemenin aki.. jadi ngerasa tenang lagi.. sambil zikiran terus.. setiap kerasa apa langsung nyebut keras-keras. Mamiy mulai ngga santai, ngga bisa kalem..

Jarum jam udah ke arah jam 8 nan..

Dokter Gatot bilang, selamat ya bu.. bayinya sehat... operasinya selesai ya bu.. tinggal dijahit saja.. saya tinggal dulu ya bu..

“makasih dok”

Alhamdulillahhh.. semuanya selesai sudah.. Naya.. manaa.. mamiy mau ketemu kamu nak.. 

Alhamdulillah kita baik-baik saja..

ini selesai sudah...

Allah maha baik...

Alhamdulillah.

Ranaya Aisha Harumi
13 Mei 2015
2,8 Kg ~ 48 cm
dr. Gatot Purwoto
RS Kramat 128 



R.A.H



Ranaya : Sejahtera
Aisha : Kehidupan
Harumi : Cantik (musim semi di Jepang)

Ranaya itu bagaikan kejutan manis disaat yang tak terduga, Ranaya memang tidak perlu diminta dalam do’a panjang, tapi Ranaya hadir untuk memberikan berkah dalam kehidupan kami.. Manusia kodratnya memang tidak pernah merasa cukup, tapi bagi kami kehadiran Ranaya adalah cukup. Pelajaran mahal dalam hidup bahwa bersyukurlah maka rejekinya akan ditambah, ikhlaslah karena segalanya hanya milik ALLAH AZZA WA JALLA.


Terima kasih de.. sudah bertahan dengan hebatnya selama 36 Minggu.. Sungguh, Ibumu ini teramat menyayangimu.. 


With Love,
MiyRPiyRTehRinjani